Something Out of Our Brain

Hai hallo, selamat hari senin. Mari kita awali awal minggu ini dengan menulis. Setidaknya suatu bentuk rekaman pengalaman hidup yang pernah dilalui. Baik tidak itu suatu variabel yang akan berubah tergantung waktu. Akibat adanya hukum relatifitas.

So, let's begin.

Hari minggu kemarin menghabiskan hari cukup bahagia haha hihi dengan teman-teman baru. Menjadi manusia yang terpaksa introverts, cie-leh. Karena dipaksa keadaan jadi harus menyendiri. Untung ada aplikasi yang namanya Discord ya. 

Ehh tidak juga. 

Ada bagian dari era ini yang salah. Takut jika sendirian. Padahal diri kita itu sejujurnya ramai sekali. Kita dan pikiran kita. Kalau di buku sih tulisannya BRAIN FROG atau FROGING BRAIN. By the way guys, i might wrong anyway.

Sendirian, kesendirian, kesepian, dan segala hal yang tidak menyenangkan. Part of life yang harus dijalani meskipun menyebalkan. Tugas dari kita masing-masing adalah merasa bahagia meski sendirian. Merasa cukup dengan apa yang kita terima setelah mengupayakan semaksimal mungkin apa yang bisa kita upayakan. 

Sulit sih.

Dan ini sebenarnya tidak begitu penting. Tentang hari minggu kemarin ketika Kak Fei ketemu dengan teman yang suka minum. Tetapi ternyata terkuak fakta bahwa dia walaupun berprilaku negatif begitu banyak juga kebaikannya. Dia membangun masjid ada enam loh.

Wow

Begitulah hidup, terlalu menilai orang lain. Baik dari look atau apapun yang dia lakukan. Padahal banyak sekali hal yang tidak terlihat.

Jujur aku malu, sebagai manusia yang hanya di level standar saja dalam  beribadah. Bagaimana bisa kita aku merayu Tuhan supaya mendapatkan surga. Sungguh mengherankan. 

Keilmuan yang bisa diwujudkan secara nyata adalah hal yang baik. Semoga kita dalam kemauan untuk belajar dan mengamalkan apa yang kita tahu. Supaya berbuah segala macam kebaikan.

teh buah rasa markisa sebagai pemanis sore




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Melihat

Sebuah Perkenalan Gemoy

Traping